“Ci, ayah lagi bingung sebetulnya” Desah Ayah Cici saat mereka sedang sarapan
“Kenapa yah?” Dengan mimik muka penuh tanda tanya
“Ayah lagi gak punya uang nih, yang penting sih untuk operasional sehari-hari”
“Kamu punya uang gak? Biar Ayah pinjam dulu deh”
“Ya elah ayah nih pura-pura lupa, kan kita sekantor jadi Cici belon ada uang juga” Ujar Cici sambil mencibir
“Harusnya tuh ayah yang bilang sama Pak Bos, bagiin gitu dah insentifnya”
Akhirnya mereka terdiam untuk beberapa saat.
“Eh Ci, Ayah lihat di tangan Ibu ada cincin tuh?” Dengan tatapan berbinar
“Masa? Terus?”
“Ya Ayah pinjam dulu gitu nanti di ganti, gimana kira-kira kata kamu?”
“Ya udah Ayah tanya gih ke Ibu, noh panjang umur Ibunya lewat”
“Bu, bu sini deh” Seru Ayah dengan nada menggoda
“Iya, ada apa yah?”
“Mmmm, boleh gak Ayah pinjam cincin ibu?” Dengan memasang muka memelas
“Buat apa?” Tanya ibu dengan muka penuh selidik
“Ayah gak punya uang untuk operasional sehari-hari, boleh gak Ayah pinjam dulu nanti di ganti lagi cincin ibu”
“Itu cincin ibu emas kan?”
“Nih boleh” Sambil melepaskan cincin dari jari tangannya
“Apa sih yang gak buat ayah” Dengan nada setengah ketawa
….
Saat Cici dan Ibu sedang nonton, terlihat Ayah pulang dari toko emas dengan wajah cemberut lalu menghempaskan diri di sofa bersama kami.
“Hhmm Ibu nih ngerjain Ayah!” Keluh Ayah dengan nada sebal
“Masa Ayah dikira penipu, katanya cincin Ibu bukan emas!”
Cici dan Ibu terdiam.
Ayah lihat mereka dengan muka penuh tanya, lalu Cici dan Ibu saling bersitatap dan berkata
“Kena deh, hahahaha” Jawab Cici dan Ibu serentak.
Mereka berdua tertawa lepas karena telah berhasil menipu Ayah. Cincin Ibu itu ternyata hanya perak bukan emas putih seperti perkiraan Ayah.
“Selamat ulang tahun Ayah sayang” Kecup Cici dan Ibu bergantian.
Ayah hanya bisa terdiam dan tersipu-sipu malu 🙂
Kata : 294